SEMUA MENGAKU AHLUSSUNNAH.
.
Jika kita tanya siapa diantara kita semua yang merasa sebagai ahlussunnah atau sunni, pasti semua pada ngaku AHLUSSUNNAH atau SUNNI, bahkan yang nyata2 jauh dari sunnah dan justru kesehariannya mengamalkan dan bela2 bid'ah pun bisa dipastikan akan mengaku ahlussunnah. Bahkan sampai2 ada yang menamakan kelompok dan pengikutnya dengan nama "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah", dan menganggap orang lain yang tidak mau ikut dalam ritual dan amalan kelompoknya, tidak sejalan dengan pemahaman dan pemikirannya, maka dianggapnya BUKAN ahlussunnah atau mereka juluki WAHABI. padahal para pengaku ini pun sadar sesadar2nya yang mereka bela2 justru kebanyakan amalan bid'ah.
.
Subhanallaah.. Apakah mereka mengatakan sesuatu tanpa mengetahui maksudnya ?!
.
Tidakkah mereka tahu bahwa makna "Ahlussunnah", adalah "Pengikut Sunnah Nabi", atau kalau lebih "di-Indonesiakan" lagi "Pengikut Ajaran Nabi" -shollallohu alaihi wasallam- (??)
.
Jika mereka mengaku "Pengikut Ajaran Nabi", lalu mana praktek ajaran Nabi pada diri mereka ini ?!
.
Mana sholat berjama'ah di masjid ?! Yang faktanya jutru masjid hanya ramai saat ritual (bid'ah) tertentu ala kelompok mereka, dan justru saat solat jamaah yang datang jauh lebih sedikit.
.
Mana jenggot yang panjang ?! Yang faktanya orang jenggotan malah sering dianggap menyimpang..
.
Mana pakaian yang tidak isbal ( MENUTUPI MATA KAKI)?!
Mana jilbab yang syar'i ?!
Mana pengharaman musik ?!
.
Mana ajaran Nabi yang engkau tampakkan pada dirimu dan amalmu wahai saudaraku ahlussunnah ???!
.
Pantaskah mengaku sebagai Ahlussunnah "Para Pengikut Ajaran Nabi", tapi hidupnya justru jauh dari sunnah Beliau shallallahu alaihi wa sallaam ??!
.
Lihatlah para sahabat -rodhiallohu anhum- !! Mereka berusaha mencari tahu mana yang SUNNAH untuk mereka LAKUKAN... Tapi orang sekarang yang sekedar mengaku ahlussunnah, berusaha mencari tahu mana yang SUNNAH untuk mereka TINGGALKAN.
Dear #Lovalila ... Makan gaji buta, atau kita kenal dengan istilah "magabut" itu ada suatu hal yang tidak baik, bahkan curang. Mangkir dari tanggungjawab tapi tetap diberikan upah normal. Perilaku ini bahkan bisa mengganggu atau merugikan orang lain yang memerlukan hasil kerja si pelaku magabut tadi. . Rezeki kita itu sudah ada yang ngatur, alila kira semua #Lovalila sudah paham lah yaa soal ini. Tapi yg harus diperhatikan adalah cara kita menjemputnya. Apakah dengan cara yang ahsan atau justru zholim? . Meski Kerjaan kita halal, tapi kalo kita tidak mengerjakannya, ini bisa loh menzholimi saudara kita dan perusahaan. Misal, kita kerja di perusahaan tapi masih belum bisa memenej urusan probadi ketika jam kerja, sampe2 kerjaan tidak selesai. Kemudian hasil kerja kita akan menjadi tidak berkah. Padahal, ketika bekerja, Allah jg siapkan pahala untuk kita jika kita kerja ikhlas, tepat waktu. Apalagi kalo pekerjaan kita lebih cepat, dan kita bs membatu pekerjaan orang lain.. M
Comments
Post a Comment